November 2010 : Pro Kontra perihal Kriminalisasi Nikah sirri dan poligami. Banyak demo digelar, baik oleh aktifis perempuan maupun aktifis laki-laki. Anggota Komnas Perempuan turun ke jalan-jalan, sedangkan Komnas laki-laki tidak, karena belum terbentuk.
25 Agustus 2011 : Demo ribuan jomblo yang susah nikah karena banyak oknum pejabat KUA menerapkan tarif pencatatan nikah seenaknya. Demo yang dimotori oleh IPTN (Ikatan Pemuda Telat Nikah) ini menuduh KUA sebagai lembaga yang mengambil untung dengan adanya kriminalisasi Nikah siri dan poligami. Karena pengesahan akta nikah dimonopoli oleh KUA, maka biaya siluman pun banyak bermunculan.
12 September 2011 : Polda Jabar meminta maaf atas tindakan anak buahnya yang menangkap seorang pejabat dengan tuduhan punya isteri simpanan yang dinikah Siri. Setelah ditelusuri ternyata sang wanita bukan isteri simpanan, melainkan Pelacur alumnus Kampus Kramat Tunggak. Artis Dangdut yang tak mau disebutkan namanya berkomentar: “Kalau melacur malah Polisinya yang minta maaf. Tetapi kalau bener isteri syah, malah pejabatnya yang ditangkep. Bener-bener negeri Genthonesia…”
14 Februari 2012 : Pelacur jalanan menuntut disyahkannya profesi mereka, setelah terkuak skandal bahwa 3 dari 4 pejabat tidak berani poligami dan lebih banyak yang memilih pelacur, karena poligami adalah tindakan kriminal menurut UU yang berlaku. Sedangkan sex bebas dilindungi undang-undang, karena merupakan hak privasi yang dilindungi undang-undang berdasarkan Pancasila.
“Welhadhalah… mugo-mugo mimpi ini tidak menjadi kenyataan..” desah Mbah Dipo.
Oalah, jebul cuman ngimpi…

This post brought to you by Pitutur.net
0 comments:
Thank you for nice commenting !